Selasa, 01 November 2011

Media Dakwah Khalifah Abbasiyah Al-Makmun (198-218H/ 813-833 M)

Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan, bahwa :
1. Al-Makmun adalah Khalifah Abbasiyah yang ketujuh, beliau putra Khalifah Harun ar-Rasyid dan menjabat tampuk kekhalifahan selama 20 tahun. Al-Makmun dalam pemerintahannya mengalami perkembangan yang pesat dan maju dengan menggunakan media dakwah :
a. Politik
Politik pemerintahan yang dikembangkan al-Makmun dikembangkan rasa setia kawan dan ampunan untuk lawan politiknya. Peristiwa al-Mihnat pada masa Khalifah al-Makmun dijalankan dengan mengutamakan kedamaian dan ketentraman masyarakat Islam secara keseluruhan dengan didasarkan pada kebebasan berkeyakinan asal tidak membahayakan kesolidan dan keamanan negara. Kemudian media dakwah dalam politik tersebut sangat urgen bagi kepentingan dan kemajuan dakwah membentuk masyarakat dan negara yang Khoirul Ummah.
b. Ekonomi
Pada masa pemerintahan al-Makmun pereekonomian negara maupun masyarakat semakin meningkat, terbukti kerajaan penuh dengan kota-kota indah, penuh masjid megah, dimana-mana terdapat universitas, rumah-rumah sakit didirikan dan diberi anggaran dalam jumlah besar. Rumah-rumah sakit tersebut mengobati pasiennya dengan gratis tanpa dipungut bayaran sepeserpun. Al-Makmun dalam penelitian perikeadaan ekonomi rakyatnya, beliau menunjuk 1.700 perempuan supaya tetap berkeliling di Baghdad guna melaporkan perikehidupan ekonomi rakyat umum kepadanya.
c. Budaya
Kondisi budaya yang melingkupi kekuasaan al-Makmun yang terinterpretasikan di dalam berbagai dimensinya melalui sistem pemerintahan yang berlangsung dan sistem sosial yang menyertainnya, kesemuanya itu merupakan realitas perkembangan ummat Islam dan sekaligus Dakwah Islam yang ada pada saat itu.
d. Pendidikan
Kecintaan dan keintelektualannya al-Makmun kepada pendidikan, serta jasanya di bidang tersebut yang meletakkan dirinya di puncak daftar khalifah Abbasiah. Masjid-masjid masih merupakan pusat pendidikan untuk penyebaran-penyebaran ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Tinggal di masjid menjadi kebiasaan pada waktu itu. Cara demikian disebut sekolah masjid. Para ilmuwan, seniman, tekhnokrat dan ulamaÂ’ pada masa al-Makmun, mengembangkan kegiatan pendidikan demi kemajuan Islam sesuai dengan yang mereka mampu yaitu: Ilmuwan, dari kelompok ini maka munculah berbagai ilmu pengetahuan seperti falsafah, farmasi, kedokteran, kimia, ilmu pasti, dan lain-lain. Seniman, dari kelompok ini maka munculah berbagai seni bahasa, sastra, sastra kligrafi, bangunan, dan lain-lain. Tekhnokrat, dari kelompok ini maka muncul berbagai tekhnik arsitektur, tata kota dan tata pemerintahan. UlamaÂ’, maka muncul dari ini yaitu ilmu agama seperti ilmu hadits, ilmu filsafat, ilmu fiqih dan lain-lain. Masyarakat ilmuwan pada masa al-Makmun melakukan aktifitas dakwah Islam dengan cara memadukan isi ajaran Islam atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya secara konstektual menghasilkan buku-buku yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
2. Hasil-hasil politik al-Makmun yakni ilmu pengetahuan, kesejahteraan, kedamaian, aman dan makmur, Yang kesemuanya itu bermuara pada kemajuan dakwah Islam baik dibidang politik, ekonomi, dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa keemasan, kejayaan dan kegemilangannya.

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

0 komentar:

Posting Komentar