Selasa, 01 November 2011

Peranan Ikatan Haji Muslimat Nahdlatul Ulama (Ihmnu) Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim

Peranan Ikatan Haji Muslimat Nahdlatul Ulama (Ihmnu) Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim

Dakwah yang dilakukan melalui wadah organisasi akan lebih berhasil. Melalui media ini, madÂ’u akan membentuk sebuah alur komunikasi yang berfungsi sebagai wadah Islam dalam satu keseluruhan. Dalam komunikasi organisasi memiliki tujuan saling bekerja sama dan berlomba dalam kebaikan, yakni saling mencari pengaruh terhadap obyek dakwah agar mereka mau menjalankan ajaran Islam secara baik dan benar. Di sini para pelaku organisasi akan memacu prestasi dan giat dalam berdakwah untuk mendapatkan respon dari obyek dakwah sehingga terjadilah suatu tindakan timbal balik positif antar anggota dan masyarakat dalam proses komunikasi tersebut

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Minat Masyarakat Penggaron Terhadap Seni Rebana Sebagai Media Dakwah (Studi Kasus Rebana Az-ZahroÂ’)

Minat Masyarakat Penggaron Terhadap Seni Rebana Sebagai Media Dakwah (Studi Kasus Rebana Az-ZahroÂ’)

Dari kajian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Minat masyarakat Penggaron terhadap seni rebana az-Zahro cukup besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni seni rebana merupakan media untuk memasyarakatkan shalawat, seni rebana dianggap sebagai seni Islami yang mampu menampilkan syiÂ’ar Islam, seni rebana mengandung syair-syair yang dapat diambil hikmahnya, rebana dapat menjadi hiburan alternatif yang murah, seni rebana menjadi ajang aktifitas dan kreatifitas remaja, seni rebana mampu memberikan hiburan yang bernuansa religius, seni rebana dilantunkan secara langsung yang menyertai pengajian umum, majlis taÂ’lim dan kegiatan lainnya.
2. Terdapat pesan dakwah dalam rebana az-Zahroh yang didapatkan dari syaÂ’ir-syair yang dilantunkannya. Hal ini karena syari-syair tersebut berisi tentang shalawat, pujian dan petuah bijak. Begitu juga dengan seni musiknya

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Bimbingan Rohani Tarekat Asy-Syahadatain pada Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus

Bimbingan Rohani Tarekat Asy-Syahadatain pada Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus


Berdasarkan analisa pelaksanaan bimbingan rohani yang dilakukan oleh tarekat Asy-Asyahadatain dan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan rohani serta proses pelaksanaan bimbingan rohani ditinjau dari sudut pandang bimbingan dan penyuluhan Islam, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bimbingan rohani yang dilakukan oleh tarekat Asy-Asyahadatain adalah suatu usaha untuk membantu individu dalam membersihkan hati agar tercapai ketenangan jiwanya menuju kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Bimbingan rohani tersebut meliputi ; Pertama, pengenaan pakaian, yang bermaskud untuk mengikuti sunnah Nabi dan juga sebagai cerminan bagi jiwanya. Kedua, bacaan syahadat, yakni dilaksanakan sebagai tameng menjaga diri agar tetap iman. Ketiga, amalan mengusap wajah hingga jenggot setelah shalat, yakni amalan ini lebih dimaknai sebagai sunnah Nabi. Keempat, dzikir, dilaksanakan guna menenteramkan hati dan juga agar senantiasa mengingat Allah. Kelima, pengajian yakni memberikan nasihat para anggotanya agar tetap senantiasa menjaga segala amalan yang telah ditetapkan oleh tarekat tersebut.
2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan rohani adalah : faktor pendukung meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intenal antara lain materi bimbingan rohani yang sesuai dengan kebutuhan bagi para anggotanya dan juga keahlian para pimpinan atau pembimbing rohani dalam menyampaikan materi tersebut, sedangkan faktor ekternal meliputi : faktor masyarakat anggota tarekat Asy-Asyahadatain yang mengikuti bimbingan rohani yang memiliki ghirah dan niat tulus ikhlas mencari keridhaan Allah dan faktor masyarakat yang tidak ikut dalam bimbingan rohani berupa tindakannya yang proaktif terhadap pelaksanaan bimbingan rohani tersebut. Sementara faktor penghambat pelaksanaan bimbingan rohani adalah kurang representatifnya sarana dan prasarana yang ada, sehingga mengganggu jalannya pelaksanaan bimbingan rohani tersebut.
3. Ditinjau dari sudut pandang bimbingan penyuluhan Islam, yakni bimbingan rohani tersebut dapat menjadi salah satu bahan atau materi bagi pelaksanaan bimbingan penyuluhan Islam dan apabila dilihat dari sudut pandang tujuan, keduanya bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia dan akhirat juga dapat berfungsi prefentif, kuratif dan developmental

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Pengaruh Bimbingan Keagamaan Dalam Membantu Penyembuhan Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Pati

Pengaruh Bimbingan Keagamaan Dalam Membantu Penyembuhan Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Pati

Dari uraian pembahasan “Pengaruh Bimbingan Keagamaan dalam Membantu Penyembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Pati”, dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan bimbingan keagamaan Islam terhadap pasien adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian atau pemberian nasehat yang Islami (ajaran Islam) oleh rohaniawan. Bimbingan ini dilaksanakan ketika pasien masuk rumah sakit sampai pasien sembuh dan diizinkan pulang meninggalkan rumah sakit oleh dokter. Rohaniawam memberikan bimbingan dengan cara mengunjungi pasien satu persatu dengan maksud meringankan penderitaan pasien secara kejiwaan dengan keimanan dan keagamaan yang ditanamkannya. Pasien didorong untuk berlaku sabar dalam menerima cobaan serta sabar untuk memperoleh kesembuhan.
2. Pengaruh bimbingan keagamaan dalam penyembuhan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Pati sangatlah positif, sebab disamping diberikan obat secara medis, juga diberikan obat secara spiritual yaitu melalui bimbingan keagamaan mengenai ajaran-ajaran Islam

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA


Pengaruh Materi Kolom Mimbar JumÂ’at Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A. Terhadap Perilaku Keberagamaan Pembaca Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal

Pengaruh Materi Kolom Mimbar JumÂ’at Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A. Terhadap Perilaku Keberagamaan Pembaca Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh materi kolom mimbar jumÂ’at Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A. di Harian Wawasan terhadap perilaku keberagamaan pembaca di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Dalam skripsi ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei karena dalam metode survei ini informasi dikumpulkand ari responden dengan menggunakan kuesioner. Dan untuk mendapatkan berupa banyak orang yang membaca kolom mimbar jumÂ’at Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A. di Harian Wawasan terhadap perilaku keberagamaan pembaca di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal dengan cara mengunjungi langsung agen-agen koran yang ada di Kecamatan Kaliwungu. Dan hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil angket yang penulis sebar ternyata tidak ada pengaruh antara materi kolom mimbar jumÂ’at Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A. di Harian Wawasan terhadap perilaku keberagamaan pembaca. Hasilnya tidak signifikan berarti tidak diterima dengan baik adanya kolom mimbar jumÂ’at di masyarakat Kaliwungu.
Jadi kesimpulan darinya adalah bahwasanya materi kolom mimbar JumÂ’at Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A di Harian Wawasan tidak berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan pembaca di Kec. Kaliwungu Kab. Kendal. Karena masyarakat setempat khususnya para pembaca rubrik Kolom Mimbar JumÂ’at tersebut tidak merespon atau menerimanya dengan baik, karena ternyata masih jarang yang membaca harian Wawasan. Hal ini dapat terlihat dari hasil angket yang penulis sebar, dan hasilnya tidak terbukti. Terbentuknya perilaku keberagamaan masyarakat yang ada di Kec. Kaliwungu bukan karena adanya rubrik tersebut, tapi memang lingkungan sekitar yang dapat membentuk perilaku keberagamaannya dengan baik

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA


Muatan Dakwah Dalam Album Raihan “Demi Masa”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui muatan dakwah yang ada dalam Album Raihan “Demi Masa” sebagai musik Islami yang mempunyai visi misi amal ma’ruf nahi mungkar. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif teks dengan pendekatan strukturalisme semiotik, dan pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi serta analisisnya menggunakan analisis hermeneutik.
Sedangkan kesimpulan dari skripsi ini adalah mengajak pada kita semua, untuk senantiasa menghargai waktu, menggunakan kesempatan sebaik-baiknya dan mensyukuri nikmat Allah dan juga mengajak kita senantiasa untuk mendzikir dengan dua kalimah syahadah, berjihad demi mempertahankan agama dan saling menghargai sesama manusia serta mengakui keEsaan Tuhan.
Dalam Album “Demi Masa”, semua syair lagunya mengandung muatan dakwah. Kesepuluh lagu ini ajakan dan seruan kejalan Allah dilakukan dengan cara ekspresif di dalam sebuah syair lagu yang didengar dan direnungkan untuk menambah kekuatan iman dan taqwa

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Analisis Wacana Mengenai Pemberitaan Aktifis Muslim Di Majalah Tempo Tahun 2003 Pasca Tragedi Bom J.W Marriott

Analisis Wacana Mengenai Pemberitaan Aktifis Muslim Di Majalah Tempo Tahun 2003 Pasca Tragedi Bom J.W Marriott

Penelitian mengenai pemberitaan aktifis muslim di majalah Tempo ini menggunakan analisis wacana sebagai alat untuk membedah teks media. Sedangkan pendekatan yang dipakai adalah analisis kognisi sosial (Sosial Cognition Analysis). Berdasarkan data yang telah diteliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Berita dengan judul Memburu Anggota Wakalah Lampung, diperoleh kesimpulan bahwa wartawan menggambarkan Asmar sudah terlibat kekerasan sejak masih umur 14 tahun. Wartawan juga menulis tentang kota lampung sebagai pusat gerakan kelompok Majelis Mujahidin Fisabilillah dan basis kelompok Jamaah Islamiyah.
Berita dengan judul Mereka-reka Otak Pelumat Marriott, wartawan menulis para pelaku bom Marriott berhubungan dengan pelaku bom Bali. Wartawan juga menulis secara detil kronologi pengeboman J.W Marriott. Selain itu, wartawan menulis ungkapan simpati dari beberapa kepala negara tetangga, yang semakin memperjelas keberadaan terorisme di Indonesia.
Berita dengan judul Terkecoh Samaran Azahari, wartawan menggambarkan kecerdikan Dr Azahari yang mampu mengelabuhi warga Taman Sari Bandung serta aparat kepolisian. Sehingga Ia berhasil dari sergapan polisi. Wartawan secara tidak langgung menegaskan bahwa Dr Azahari adalah orang yang sangat membahayakan bagi pihak polisi.
Tema mengenai pemberitaan terhadap aktifis muslim merupakan makna global atau umum dalam wacana. Tema ini kemudian didukung oleh superstruktur (skema) yaitu serangkaian pola atau bentuk dari suatu teks. Tema ini juga didukung oleh makna lokal dari suatu teks, yang tergantung pada setting maupun peristiwa yang terjadi.
Pada elemen datar, teks dipergunakan untuk mendukung tema berita mengenai dahsyatnya bom Marriott, kelihaian Dr Azhari dalam melakukan penyamaran dan kota Lampung yang diidentikkan sebagai sarang kelompok Jamaah Islamiyah. Pada elemen detil, teks secara strategis menguraikan secara detil mengenai usaha aparat kepolisian dalam mengungkap dan menangkap pelaku pengeboman. Dalam elemen maksud, Tempo cenderung memberikan ruang dan makna yang sedikit terhadap para aktifis muslim.
Dalam elemen Praanggapan, Tempo cenderung memilih pernyataan dari pihak kepolisian sebagai nara sumber yang dalam statement sering mengkaitkan pelaku pengeboman hotel J.W Marriott dengan bom Bali. Pada elemen nominalisasi, Tempo jarang menggunakan elemen ini, jika dipergunakan akan mempunyai efek menghilangkan subyek.
Pihak kepolisian secara strategis memanfaatkan elemen wacana untuk memaknai peristiwa atau fakta agar mempunyai citra yang positif dihadapan masyarakat. Untuk membentuk citra yang positif, wartawan Tempo banyak menggunakan bentuk kalimat aktif, sedangkan kalimat yang mempunyai makna negatif, wartawan Tempo cenderung menggunakan kalimat pasif yang berakibat salah satu subyek dihilangkan. Pada elemen koherensi wartawan Tempo memaknai teks yang disusun untuk mendukung dan pendapat dari tema. Dalam elemen kata ganti, Tempo cenderung menggunakan kata ganti mereka yang berarti para aktifis muslim yang diduga sebagai pelaku pengeboman dan kata ganti kita yang berarti Tempo dan aparat kepolisian berada dalam posisi yang sama atau sepihak.
Dalam elemen leksikon, wartawan Tempo banyak menggunakan ungkapan-ungkapan yang negatif yang mengacu para aktifis muslim. Sedangkan dalan elemen grafis, Tempo banyak mengambil gambar dari pihak kepolisian yang sedang bekerja atau memberi keterangan kepada media massa untuk mendukung tema. Pada elemen ekspresi untuk mendukung tema, Tempo banyak mengutip pendapat seseorang secara langsung. Pada elemen metafora, wartawan menggunakan kiasan atau ungkapan

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Konsep Spiritual Intelligence Danah Zohar Dan Ian Marshall Sebagai Pencegahan Stres (Tinjuan Bimbingan Konseling Islam)

Konsep Spiritual Intelligence Danah Zohar Dan Ian Marshall Sebagai Pencegahan Stres (Tinjuan Bimbingan Konseling Islam)

Sebagaimana kita ketahui kecerdasan spiritual (SQ : Spiritual Intelligence) pertama kali diperkenalkan Danah Zohar dan Ian Marshall dari Havard University dan Oxvord University, London, Inggris, pada pertengahan tahun 2000. yang dipopulerkan melalui karya ilmiah mereka yang cukup boombastis dengan judul “SQ: Spiritual Intelligence:The Ultimate Intelligence”. Konsep ini mandasarkan pada penemuan penelitian para Psikolog dan Neorolog tentang aktivitas otak manusia. Seperti, Micheal Pasinger dan VS Ramacandran yang menemukan “God Spot” di daerah temporal (lobus temporal) otak manusia. Denis Pare dan Rodholpo Llinas yang membuktikan adanya “Isolasi 40 Hz” dalam otak manusia. Josep de Leux dengan “alam bawah sadar” dan Robet Coper yang menemukan “suara hati”. Dengan kata lain, kecerdasan spiritual yang dipopulerkan Zohar dan Marshall tidak lebih sebagai pengembangan lebih luas dan mendalam dari beberapa gagasan para psikolog dan neorolog sebelumnya.
Sebagaimana tokoh-tokoh barat modern yang lain, konsep kecerdasan spiritual Zohar dan Marshall berdasarkan pada saintifik murni (penelitian ilmiah) yang pada umumnya memisahkan diri dengan perspektif Agama. Paradigma inilah yang dipakai Zohar dan Marshal dalam mengkaji kecerdasan spiritual. Sehingga sangat wajar ketika mereka menggangap kecerdasan spiritual (SQ) tidak harus selalu berkaitan dengan dimensi keagamaan “SQ has no necessary conection to religion”.
Namun sayangnya dalam pembahasan selanjutnya, ternyata mereka tidak bisa terlepas sepenuhnya dari kajian-kajian kegamaan (dimensi keagamaan). Bahkan kajian-kajian kemanusia versi agama-agama timur menjadi argumentasi penting dalam menjelaskan konsep kecerdasan spiritual. Lebih dari itu, mereka menyakini bahwa landasan keberadaan kecerdasan spiritual dalam diri seseorang adalah adanya God Spot atau “Titik Tuhan” dalam otak manusia. Titik Tuhan (God Spot) adalah bagian dari lobus temporal yang berperan penting dalam pengalaman mistis dan religius seseorang. Dan tidak bisa dilepaskan dari dimensi kegaamaan dan ketuhanan. Disinilah mereka tampak tidak konsisten terkait dengan pendapat mereka yang mengatakan, bahwa kecerdasan spiritual tidak harus berhubungan dengan Agama.
Meskipun demikian setidaknya konsep ini, telah mampu menghormoniskan perseteruan antara agama versus sain yang selama ini masih berlangsung (khususnya di dunia barat). Sedangkan penggunaan kata “Quotient” dalam Spiritual Quotient menurut Subandi (2001:1), adalah salah kaprah. Karena kata “Quotient” artinya adalah angka hasil pembagian. Kata ini dipergunakan dalam perhitungan angka. Dengan demikian, maka istilah IQ, EQ dan SQ lebih tepat digunakan ketika orang mengadakan perhitungan angka. Sehingga penggunaan istilah Intelligence Rasional (kecerdasan rasioanal) Emotional Intelligence (kecerdasan emosional) dan Spiritual Intelligence (kecerdasan spiritual) adalah istilah yang lebih tepat.
Dalam pandangan para tokoh SQ barat modern (Zohar dan Marshall) Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan “Ketiga” manusia. Setelah kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang dapat membantu manusia untuk memecahkan masalah yang paling existensial dalam hidup manusia yakni masalah yang berkaitan dengan makna dan nilai. Sebuah kecerdasan yang akan menempatkan hidup manusia dalam konteks makna yang mendalam. Dan kecerdasan yang dapat menyembuhkan manusia dari berbagai penyakit spiritual (spiritual phatologi). Seperti, krisis makna hidup, kehampaan, depresi clinis yang berat, keputusasaan, keterpurukan, stres dan skizofrenia (hilang ingatan) dan lain-lain.
Dalam perspektif Islam, kecerdasan spiritual dapat disejajarkan dengan kecerdasan kalbu (kecerdasan jiwa) yang bertataran dengan makna atau meaning. Makna atau meaning adalah inti pemikiran kecerdasan spiritual (SQ) Zohar dan Marshall.

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Analisis Wacana Konsep Agama Privat dan Publik Ulil Abshar-Abdalla serta Implikasinya terhadap Dakwah

Analisis Wacana Konsep Agama Privat dan Publik Ulil Abshar-Abdalla serta Implikasinya terhadap Dakwah

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemikiran Ulil Abshar-Abdalla tentang agama privat dan publik serta ekspresi komunikasi yang ditunjukkan dalam teks-teks artikel tersebut. Hasil dari penelitian itu kemudian dicari implikasinya terhadap dakwah.
Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana Teun van Dijk yang melingkupi analisis teks, analisis kognisi sosial, dan analisis sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Gagasan Ulil Abshar-Abdalla yang berupaya memisahkan ruang privat dan ruang publik karena motif agama, memunculkan pro dan kontra. Mereka yang mendukung gagasan Ulil karena beralasan demi terwujudnya demokratisasi dan keadilan, sedangkan yang menentang gagasan Ulil karena lebih cenderung berpandangan bahwa agama melingkupi semua bidang kehidupan, sehingga tidak perlu adanya pemisahan antara yang privat dan publik.
(2) Ekspresi komunikasi yang dituangkan dalam artikel Ulil bernada keras, lugas, provokatif dan agitatif. Dengan gaya tersebut, ternyata mendatangkan balasan yang juga keras dan agitatif, di samping ada yang memujinya.
Apabila dikaitkan dengan dakwah, maka hasil penelitian tersebut diupayakan agar dapat menjadi model pembelajaran bagi pengembangan dakwah. (1) Pemisahan agama privat dan publik seperti yang digagas Ulil berimplikasikan pada penyempitan ruang dakwah karena dakwah ditempatkan pada ruang privat semata. Padahal, dalam ajaran Islam, diajarkan pada ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah, ibadah individu ataupun ibadah sosial. Alasan Ulil berpendapat demikian karena sikap keberagamaan bisa lebih berkembang karena dalam ruang privat meniscayakan munculnya komitmen pribadi, tanpa adanya intervensi dan paksaan dari luar individu.
(2) Ekspresi komunikasi yang lebih cenderung keras, provokatif, dan agitatif menjadikan pesan yang disampaikan tersebut tidak efektif. Oleh karena itu, yang perlu ditekankan dalam ekspresi komunikasi dakwah adalah model persuasif. Sikap keras bisa dilakukan apabila sesuai dengan konteksnya, yang kemudian dikenal dengan istilah tarhib wa targhib
DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

konsep Dadang Hawari tentang penanggulangan NAZA pada remaja ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam?

konsep Dadang Hawari tentang penanggulangan NAZA pada remaja ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam?

Berdasarkan analisa NAZA menurut Dadang Hawari yang meliputi gejala-gejala NAZA pada remaja dan metode penanggulangan NAZA pada remaja dalam perspektif bimbingan dan konseling Islam, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsep Penanggulangan NAZA pada remaja menurut Dadang Hawari
a. NAZA dalam pandangan Dadang Hawari merupakan singkatan dari Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif. Sedangkan penyalahgunaan NAZA yakni pemakaian NAZA di luar indikasi medik, atau tanpa petunjuk / resep dokter yang pemakaiannya secara relatif teratur atau berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan dan merupakan penyakit kronik yang mudah sering kambuh.
b. Gejala-gejala umum NAZA pada remaja menurut Dadang Hawari ditunjukkan pada perubahan tingkah laku remaja atau penyalahguna NAZA yang menyimpang atau berlawanan dengan perilaku yang sebelumnya baik menjadi tidak baik. Seperti taat beribadah menjadi tidak taat lagi, rajin menjadi malas, jujur menjadi pembohong dan penipu serta manipulatif, sopan santun menjadi brutal, pergaulan bebas, tindak kekerasan dan sering peraturan.
c. Metode penanggulangan NAZA pada remaja menurut Dadang Hawari adalah metode berobat (berobat artinya membersihkan NAZA dari tubuh atau detoksifikasi dan mengobati komplikasi medik, psikatrik serta sosial) dan bertaubat. Atau dapat dikatakan dengan metode preventif, kuratif (terapi pengobatan / detoksinasi) serta rehabilitasi (pemulihan / preserfatif)
2. Konsep Dadang Hawari tentang Penanggulangan NAZA pada remaja dalam perspektif bimbingan dan konseling Islam
a. Gejala-gejala NAZA pada remaja dalam perspektif bimbingan dan konseling Islam adalah gejala-gejala tersebut dapat dijadikan sebagai langkah penetapan masalah klien. Dengan ditetapkannya masalah melalui tersebut, maka dapat ditetapkan langkah-langkah konseling selanjutnya, yakni tahap interaksi, konferensi dan tahap penentuan tujuan. Selain itu dapat dijadikan suatau pijakan dalam menetapkan metode / startegi pemecahan masalah, bahan / materi pemecahan masalah yang tepat.
b. Metode penanggulangan NAZA pada remaja dalam perspektif bimbingan dan konseling Islam adalah metode Dadang Hawari dapat berfungsi sebagai : Preventif (pencegahan) yakni mencegah terjadinya penyalahgunaan NAZA, yang meliputi pembinaan agama sejak dini. Kuratif (pengobatan), yakni usaha pemecahan atau pengobatan penyalahgunaan NAZA pada remaja, yang meliputi terapi medik, psikiatrik dan psikoreligius. Preservatif (pemulihan), yakni usaha konseling dalam menjaga kondisi yang baik (telah sembuh dari penyalahgunaan NAZA) agar tetap baik (tidak terjun lagi di dunia NAZA) seperti terapi medik yang merupakan kelanjutan dari terapi detoksinasi dan juga dilakukan konsultasi psikiatrik / religious pada anggota kelurganya. Developmental (pengembangan) yakni usaha untuk menjaga dan mengembangkan kondisi yang telah baik (sembuh) menjadi lebih baik (normal dari NAZA dan bahkan lebih baik dari kondisi sebelum terkena NAZA), seperti membina keluarga menjadi sakinah, mawaddah wa rahmah

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Format Pemberitaan Tentang Radikalisme Islam Di Koran Suara Merdeka (Edisi Juli - September 2003)

Judul penelitian ini adalah format pemberitaan tentang radikalisme Islam di koran Suara Merdeka (edisi Juli - September 2003). Rumusan masalahnya adalah (1) bagaimanakah format pemberitaan tentang radikalisme Islam di koran Suara Merdeka edisi Juli - September 2003, (2) bagaimana kecenderungan sikap Suara Merdeka terhadap masalah radikalisme Islam.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana format pemberitaan tentang radikalisme Islam di koran Suara Merdeka edisi Juli - September 2003, (2) untuk mengetahui kecenderungan sikap Suara Merdeka terhadap masalah radikalisme Islam. Sedangkan metode penelitian ini adalah dengan mengkategorikan jenis penelitian sebagai penelitian kualitatif dengan pendekatan framing. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui sejarah Suara Merdeka dan terbitan Suara Merdeka khususnya bulan Juli - September 2003. Selain itu penulis juga menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data tentang redaksional Suara Merdeka. Setelah data-data terkumpul kemudian penulis analisis dengan content analysis.
Hasil penelitian ini adalah format pemberitaan di Suara Merdeka selalu menempatkan tema pokok pada awal berita dengan bangunan berita piramida terbalik. Untuk peristiwa-peristiwa besar ditampilkan dengan brace lay out, sedangkan berita-berita sambungan ditampilkan dengan horizontal lay out dan symitrical lay out. Dan kecenderungan sikap Suara Merdeka terhadap masalah radikalisme Islam adalah cenderung untuk mengcover masalah radikalisme Islam, serta cenderung untuk menganggap jamaah islamiyah sebagai organisasi Islam yang radikal. Sikap Suara Merdeka terhadap masalah radikalisme Islam, Suara Merdeka mengecam sebagai kejahatan kemanusiaan dan telah diperangi di seluruh bangsa

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Prinsip-Prinsip Etik Dalam Naskah Deklarasi Menuju Etik Global (Perspektif Dakwah Dalam Bidang Akhlak)

Prinsip-Prinsip Etik Dalam Naskah Deklarasi Menuju Etik Global (Perspektif Dakwah Dalam Bidang Akhlak)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prinsip-prinsip Etik Dalam Naskah Deklarasi Menuju Etik Global Perspektif Dakwah Dalam Bidang Akhlak Untuk meneliti Prinsip-prinsip Etik Dalam Naskah Deklarasi Menuju Etik Global Perspektif Dakwah Dalam Bidang Akhlak ini, penulis menggunakan penafsiran atau interpretasi dengan indeksikalitas sebagai teknik analisa data. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hermeneutik.
Hasil penelitian prinsip-prinsip etik dalam Naskah Deklarasi Menuju Etik Global, secara normatif ternyata sesuai dan merupakan bagian dari materi dakwah dalam bidang akhlakul karimah kepada sesama makhluk yang tertuang dalam Al-QuÂ’an dan Hadits. Akhlak itu baik kepada makhluk hidup ataupun makhluk mati (lingkungan alam).
Prinsip-prinsip etik global yang merupakan salah satu bagian dari materi dakwah dalam bidang akhlak yang berlaku uniuversal itu antara lain; pertama, larangan membunuh atau perintah pemeliharaan pada kehidupan. Kedua, larangan mengenai penyelesaian konflik dengan cara kekerasan atau perintah penyelesaian konflik dengan cara damai. Ketiga, larangan melakukan tindakan eksploitasi terhadap binatang dan alam atau perintah melindungi kelestarian binatang dan alam. Keempat, larangan melakukan tindakan aniaya terhadap orang lain atau perintah untuk saling hormat dan bantu membantu satu sama lain.
Kelima, larangan melakukan tindakan pencurian atau perintah untuk mengurusi segala urusan dengan jujur dan baik. Keenam, larangan untuk mengumpulkan harta dengan cara tidak benar atau perintah untuk membangun tata ekonomi yang adil guna mewujudkan perdamaian. Ketujuh, larangan menggunakan harta dan kekuasaan secara semena-mena atau perintah untuk menggunakan harta dan kekuasaan guna melayani kemanusiaan. Kedelapan, larangan bersikap rakus dengan harta dan kekuasaan atau perintah untuk tidak berlebihan dan sederhana dengan harta dan kekuasaan.
Kesembilan, larangan melakukan kebohongan atau perintah untuk berbicara dan bertindak secara benar. Kesepuluh, larangan melakukan penghasutan dan fitnah kepada orang lain atau perintah untuk menumbuhkan sikap saling mempercayai dan ketulusan. Kesebelas, larangan melakukan pelanggaran seksual atau perintah untuk saling hormat dan cinta satu sama lain. Keduabelas, larangan melakukan dominasi atas alasan ras, bangsa, jenis kelamin, agama, suku maupun golongan atau perintah melakukan hubungan kerjasama secara kemitraan satu sama lain.
Selain itu, secara historis prinsip-prinsip etik global itu juga sesuai dengan beberapa pasal dalam Piagam Madinah dan Deklarasi Universal Islam Tentang HAM

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian JumÂ’at Pagi Terhadap Peningkatan Etos Kerja Karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang

Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian JumÂ’at Pagi Terhadap Peningkatan Etos Kerja Karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang

Tujuan Penelitian

1. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai format pengajian JumÂ’at pagi di Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
2. Diharapkan dapat memberikan gambaran etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
3. Diharapkan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh intensitas mengikuti pengajian JumÂ’at pagi dengan peningkatan etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
Metode Penelitian
a. Jenis dan metode penelitian. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Tujuannya adalah menggambarkan pengaruh intensitas mengikuti pengajian JumÂ’at pagi terhadap peningkatan etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
b. Sumber data. Diperoleh dari data primer dan data sekunder.
c. Populasi dan sampel. Menggunakan teknik random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 % dari 266 karyawan yang masuk shift pagi yaitu sebanyak 40 responden.
d. Metode pengumpulan data. Metode angket, metode interview, metode observasi dan metode dokumentasi.
e. Teknik analisis data; Analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.
Hasil Penelitian
Setelah semua data didistribusikan dalam tabel, kemudian dihitung dengan rumus product moment hasilnya 0,527. Angka tersebut setelah dikonsultasikan dengan r tabel product moment 5 % dan 1 % nilainya jauh di atas taraf signifikan baik 5 % maupun 1 %.
Kesimpulan
Pengajian Jum’at pagi di Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang sudah dilaksanakan dengan baik dan tertib oleh hampir seluruh karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang. Pengajian ini diadakan pada setiap hari Jum’at sebelum buka toko yaitu pada jam 09.00–10.00 di lantai IV yang dipimpin oleh seorang ustadz yang bersedia untuk setiap minggunya (sistem rolling) dengan menggunakan beberapa metode.
Etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari prosentase hasil tabel ad.2 seputar etos kerja yang menunjukkan bahwa 5% responden memiliki etos kerja rendah, 30% responden memiliki etos kerja yang cukup dan 65% responden memiliki etos kerja tinggi. Dengan demikian secara umum etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang adalah tinggi.
Intensitas mengikuti pengajian JumÂ’at pagi oleh karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang berpengaruh positif terhadap etos kerja mereka, yang dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus korelasi product moment yang menunjukkan hasil signifikan yaitu 0,527

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Analisis Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian Terhadap Buletin Jumat Al Wustho Tahun 2002)

Analisis Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian Terhadap Buletin Jumat Al Wustho Tahun 2002)


Saat ini telah banyak beredar berbagai macam buletin dalam pelaksanaan dakwah Islam. Buletin ini dinilai efektif dalam menyebarkan pesan dakwah, karena mudah untuk dimiliki dan harganya juga tidak terlalu mahal.
Dipilihnya buletin Al Wustho karena buletin ini diterbitkan oleh Yayasan Masjid Baiturrahman. Seperti yang telah diketahui, bahwa masjid Baiturrahman adalah salah satu landmark-nya kota Semarang. Dengan lokasinya yang tepat di tengah-tengah kota, masjid tersebut juga dapat disebut sebagai icon-nya kota Semarang.
Tidak seperti keberadaan masjid lainnya, di mana pengunjung sudah pasti melaksanakan ibadah, para pengunjung masjid Baiturrahman bermacam-macam dalam hal niat. Bisa saja mereka yang mengunjungi masjid tersebut hanya untuk istirahat sejenak atau bahkan hanya ingin menikmati suasana kota Semarang. Ini adalah salah satu alasan penulis memilih masjid Baiturrahman sebagai obyek dari penelitian.
Alasan yang kedua, akhir-akhir ini banyak lembaga atau instansi yang menggunakan buletin sebagai media dakwah guna mendukung aktifitas yang akan dilakukan. Sehingga asumsi penulis adalah bahwa ada sedikit penyimpangan dari pelaksanaan dakwah.
Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dakwah melalui media cetak berbentuk buletin, yang diterbitkan oleh yayasan masjid Baiturrahman Semarang. Penulis ingin meneliti bagaimana dakwah melalui buletin itu dilakukan dan materi apa saja yang disampaikan oleh tersebut, mengingat subyek dakwah yang menyampaikan materi dakwahnya berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, dan lingkungan sosial yang berbedaTujuan Penelitian
1. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai format pengajian JumÂ’at pagi di Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
2. Diharapkan dapat memberikan gambaran etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
3. Diharapkan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh intensitas mengikuti pengajian JumÂ’at pagi dengan peningkatan etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
Metode Penelitian
a. Jenis dan metode penelitian. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Tujuannya adalah menggambarkan pengaruh intensitas mengikuti pengajian JumÂ’at pagi terhadap peningkatan etos kerja karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang.
b. Sumber data. Diperoleh dari data primer dan data sekunder.
c. Populasi dan sampel. Menggunakan teknik random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 % dari 266 karyawan yang masuk shift pagi yaitu sebanyak 40 responden.
d. Metode pengumpulan data. Metode angket, metode interview, metode observasi dan metode dokumentasi.
e. Teknik analisis data; Analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.
Hasil Penelitian
Setelah semua data didistribusikan dalam tabel, kemudian dihitung dengan rumus product moment hasilnya 0,527. Angka tersebut setelah dikonsultasikan dengan r tabel product moment 5 % dan 1 % nilainya jauh di atas taraf signifikan baik 5 % maupun 1 %.
Kesimpulan
Pengajian JumÂ’at pagi di Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang sudah dilaksanakan dengan baik dan tertib oleh hampir seluruh karyawan Matahari Dept.

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA



Konsep Kecerdasan Spiritual Dan Kesehatan Spiritual Danah Zohar Dan Ian Marshall (Analisis Bimbingan Konseling Islam)

Konsep Kecerdasan Spiritual Dan Kesehatan Spiritual Danah Zohar Dan Ian Marshall (Analisis Bimbingan Konseling Islam)

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecerdasan spiritual ini merupakan potensi dalam diri manusia yang bisa digunakan untuk mencapai kesehatan spiritual, yang pada umumnya masyarakat modern sekarang sudah terhinggapi penyakit spiritual –atau dalam bahasa Carl.G.Jung adalah existential illness (penyakit eksistensial)
Sedangkan Kesehatan Spiritual menurut pandangan Danah Zohar dan Ian Marshall adalah keadaaan jiwa yang terpusat, artinya keadaan diri manusia yang selaras dan harmonis. Dunia luar yang realistis dan rasional secara keseluruhan tidak bertentangan dengan pusat diri manusia yang dalam dan mulia. Seorang yang memiliki kesehatan spiritual akan selalu mensikapi masalah dengan arif dan bijaksana. “susah dan senang, sukses dan gagal merupakan suatu perjalanan hidup yang nyata yang semua itu mengikuti hukum alam, dan saya harus jadi lebih baik karena alam membutuhkan saya untuk menjadi lebih baik”. Begitulah kalimat sederhana untuk menggambarkan keadaan jiwa orang yang mempunyai kesehatan spiritual.
2. Kecerdasan Spiritual adalah sarana yang tepat untuk bisa meraih kesehatan spiritual, karena kecerdasan spiritual itu mengetahui-integrasikan dan mengoptimalkan potensi-potensi dalam dirinya, ia mampu menyatu dengan alam dan ia tampak optimal (hangat, menyenangkan, rasional dan karismatik, pengamatannya tajam tapi juga emosinya memancarkan cahaya yang mencengangkan). Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi, ia akan bisa mengenali dirinya sediri yang terdalam. Sehingga dengan mempunyai kecerdasan spiritual, orang akan lebih baik mengenal dirinya sediri dari pada orang lain, sehingga ia mempunyai kemampuan yang luar bisa mengobati atau meraih sukses bahagia. Karena dalam hatinya memancar cahaya ilahi yang murni
3. Beberapa unsur dalam konsep SQ yang bisa digunakan untuk melakukan counseling terdapat pada 6 tipe kepribadian manusia, antara lain:
1) Kepribadian konvensional, penanaman nilai-nilai kesetiaan pada kelompok / pribadinya sendiri dan tunduk pada kebenaran dalam diri
2) Kepribadian sosial, penanaman rasa terbuka, mau menerima sesuatu yang datang dari luar dirinya (nasehat, solusi dan lain-lain)
3) Kepribadian investigtif, penekanan rasa ingin tahu, kemampuan rasa ingin tahu dalam usaha konseling islami harus didampingi/diiringi agama, jangan sampai potensi ini menjebak manusia pada keadaaan rasionalisme yang berlebihan, bebas tanpa batas.
4) Kepribadian artistik, integritas personal dan transpersonal, memahami diri yang terdalam, perenungan dan penghayatan
5) Kepribadian realistis, pemenuhan tiga tahapan; perasaan tidak puas - jujur pada diri sendiri (mengakui kesalahan) - keinginan untuk berubah
6) Kepribadian pengusaha, pelayanan dan pengabdian; pelayanan kepada siapa yang membutuhkan pertolongan, pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa, yakni Allah SWT. pelayanan dan pengabdian adalah sifat pengusaha yang “sukses” besar

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Pembinaan Mental Terhadap Anak Jalanan Di Yayasan Setara Kota Semarang ( Suatu Kajian Dengan Analisis Bimbingan Konseling Islam )

Pembinaan Mental Terhadap Anak Jalanan Di Yayasan Setara Kota Semarang ( Suatu Kajian Dengan Analisis Bimbingan Konseling Islam )

Pokok masalah dalam penelitian skripsi penulis adalah (1) bagaimanakah pembinaan mental terhadap anak jalanan yang dilaksanakan di yayasan Setara Kota Semarang ditinjau dari perspektif kesehatan mental dan (2) bagaimanakah pembinaan mental terhadap anak jalanan yang dilaksanakan yayasan Setara Kota Semarang ditinjau dari perspektif dakwah dengan pendekatan bimbingan konseling Islam.
Penelitian ini bertujuan (1) menjelaskan upaya yang dilakukan dalam rangka pembinaan terhadap anak jalanan di yayasan Setara Kota Semarang sebagai fenomena psikologis dalam konteks kesehatan mental. Sehingga dari sini penulis dapat mengetahui suatu aktivitas dalam membentuk mental yang sehat bagi anak jalanan. (2) menjelaskan pembinaan yang dilakukan yayasan Setara terhadap anak jalanan sebagai bentuk pelayanan psikologi dalam perspektif dakwah dengan pendekatan bimbingan dan konseling Islam.
Dalam merumuskan hasil penelitian skripsi ini perlu adanya upaya perolehan dan pengolahan data-data. untuk memperoleh data, penulis menggunakan metode library research dan field research, dengan teknik observasi langsung (participant observation), interview, dan dokumentasi. Setelah data-data terkumpul kemudian dikelompokkan dalam satuan kategori dan penulis analisis secara kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dan kualitatif reflektif.
Pembinaan terhadap anak jalanan yang dilakukan yayasan Setara Kota Semarang bertujuan memberikan palayanan dan perlindungan terhadap anak-anak khususnya yang berada dalam situasi sulit atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus sekaligus menumbuhkan, mengembangkan dan memajukan penghormatan masyarakat terhadap hak-hak anak. Pola pembinaan ini meliputi materi pembinaan, metode pembinaan dan bentuk hubungan pembina dengan anak jalanan. Adapun materi yang disampaikan meliputi materi sosialisasi, materi edukasi dan materi rehabilitasi. Dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung.
Temuan hasil penelitian pembinaan mental terhadap anak jalanan yang dilaksanakn yayasan Setara Kota Semarang ditinjau dari perspektif kesehatan mental dan dakwah dengan pendekatan bimbingan konseling Islam menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan pembinaan mental terhadap anak jalanan yang dikelola oleh yayasan Setara Kota Semarang merupakan fenomena psikologis yang banyak berhubungan dengan problem kejiwaan dan mental anak bina (klien). Dengan demikian konsep pembinaan terhadap anak jalanan dalam membentuk kesehatan mental di yayasan Setara didominasi oleh hal-hal yang bersifat problematis-kasuistis dan teknis-metodologis. yayasan Setara dihadapkan pada problem anak jalanan yang multidimensional, meliputi problem sosiologis, psikologis dan problem spiritual. Ketiganya menjadi input bagi yayasan Setara untuk bergerak dalam bentuk aksi nyata baik itu secara intern maupun ekstern. Secara intern, yayasan Setara berusaha mengangkat keterpurukan anak jalanan yang terbelenggu dalam problem psikologis dan spiritual lewat metode langsung dalam beragam

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA


Bimbingan Keagamaan Islam Terhadap Perilaku Anak Jalanan (Studi Analisis Di Rumah Singgah Girlan Kelurahan Gemah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang)

Bimbingan Keagamaan Islam Terhadap Perilaku Anak Jalanan (Studi Analisis Di Rumah Singgah Girlan Kelurahan Gemah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang)


Berdasarkan uraian di atas dan dari penelitian yang penulis lakukan serta telah diadakan pembahasan sepenuhnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di rumah singgah girlan merupakan upaya untuk membantu anak-anak jalanan yang sedang menjalani lika-liku kehidupan yang penuh dengan problema hidup dan mencegah terjadinya masalah pada anak jalanan serta menciptakan suatu kondisi yang baik. adapun metode pembinaan Rumah Singgah Girlan menggunakan dua kegiatan yaitu kegiatan bimbingan dan kegiatan keterampilan Kegiatan bimbingan bertujuan untuk memperbaiki sikap mental terhadap kepribadian anak jalanan dan juga untuk menambah wawasan mereka yang berupa ilmu pengetahuan, sedangkan kegiatan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan SDM dengan membekali diri anak jalanan berupa keterampilan yang berbentuk praktek, agar mereka bisa hidup mandiri serta mereka tidak lagi turun dan berkeliaran dijalanan.
Faktor penunjang dalam pelaksanaan bimbingan keagamaan di Rumah Singgah Girlan Pedurungan berjalan dengan baik, dalam arti semua unsur yang terkait dalam proses bimbingan keagamaan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walaupun tentunya masih terdapat kekurangan seperti kurangnya minat dan kesadaran dari anak jalanan, kurangnya buku-buku yang bernafaskan islam yang ada di rumah singgah tersebut yang menyebabkan pengetahuan keagamaan mereka menjadi kurang luas, kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan bimbingan agama islam, adanya keterbatasan dana. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghambat proses bimbingan keagamaan di sana.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Kegiatan bimbingan keagamaan yang diadakan di Rumah Singgah Girlan Pedurungan, ternyata berperan sekali dalam upaya meningkatkan prilaku anak-anak jalanan di Rumah Singgah tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari keaktifan anak-anak jalanan dalam melaksanakan ibadah sholat wajib lima waktu, sunnah, puasa di bulan ramadhan, membaca al-QurÂ’an, dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian sosial, seperti menolong orang yang kena musibah, menjenguk orang yang sedang sakit dan lain sebagainya, sikap keberagamaan anak-anak jalanan yang ada di Rumah Singgah Girlan Pedurungan menunjukan frekuensi yang baik, walaupun tidak semua sikap keberagamaan dilaksanakan sepenuhnya sesuai ajaran dan syariÂ’at Islam. Hal ini karena lingkungan sekitar ikut mempengaruhi terhadap sikap keberagamaan mereka.

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Hubungan Antara Bimbingan Hidup Beragama Islam Dengan Kesehatan Mental (Study Analisis di Panti Asuhan Muhammadiyah Kecamatan Kaliwungu)

Hubungan Antara Bimbingan Hidup Beragama Islam Dengan Kesehatan Mental (Study Analisis di Panti Asuhan Muhammadiyah Kecamatan Kaliwungu)

Setelah mengkaji landasan teori yang dikemukakan dalam bab II dan setelah mencermati hasil-hasil penelitian di lapangan sebagai dikemukakan dalam bab III, demikian pula setelah menganalisis bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode bimbingan hidup beragama Islam di panti asuhan Muhammadaiyah kecamatan Kaliwungu sangat variatif yaitu meliputi: metode ceramah, metode diskusi, metode individual, metode perintah, metode keteladanan, dan metode demonstrasi, metode-metode yang digunakan di panti asuhan Muhammadiyah kecamatan Kaliwungu tersebut sangat membantu dalam memberikan bimbingan hidup beragama Islam kepada anak-anak asuh, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan masa mendatang. Metode tersebut digunakan dalam bidang mental spiritual, dengan maksud agar anak yatim tersebut mampu mengatasi kesulitan- kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri; melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang akan dapat membentuk kesehatan mental anak yatim, sehingga anak yatim tersebut dapat mengembangkan potensi dirinya dalam menjalani kehidupannya.
Karenanya hasil temuan penulis di lapangan menunjukkan adanya respon yang positif dari sejumlah anak-anak yang ada di panti asuhan itu terhadap metode bimbingan yang dikembangkan.
2. Bimbingan hidup beragama Islam sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental anak di panti asuhan Muhammadiyah kecamatan Kaliwungu. Dengan adanya bimbingan hidup beragama Islam tersebut dapat menumbuh kembangkan mental anak-anak. Implikasi positif dari pengembangan metode tersebut telah menghasilkan anak-anak yang bermental sehat, dalam arti hilangnya perasaan rendah diri, rasa cemas, rasa terasingkan dan rasa putus asa. Dengan adanya bimbingan hidup beragama Islam anak yatim akan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan keyakinan yang teguh terhadap Tuhan, ia akan dapat mengamalkan ajaran agama secara baik dan akan memiliki akhlah yang baik pula yaitu akhlakhul karimah

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA


Peran Rumah Singgah dalam Pembinaan Agama Islam pada Anak Jalanan (Studi Analisis di Rumah Singgah Putra Mandiri Semarang)

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, maka dalam skripsi yang berjudul “Peran Rumah Singgah dalam Pembinaan Agama Islam pada Anak Jalanan (Studi Analisis di Rumah Singgah Putra Mandiri Semarang)” ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Keberadaan Rumah Singgah di Semarang adalah merupakan suatu lembaga yang menangani anak jalanan yang ada di semarang yang dalam pelaksanaan Rumah Singgah tidak terlepas dari visi dan misi yang diembannya, dan di dalamnya terkandung nilai-nilai agama. Yang dalam pelaksanaanya adalah pembinaan agama Islam terhadap anak jalanan yang ada di Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Rumah Singgah tersebut berperan dalam pembinaan agama Islam pada anak jalanan di kota Semarang.
2.Ternyata Rumah Singgah telah berhasil dalam pembinaan agama Islam terhadap anak jalanan yang ada di Semarang. Adapun bentuk-bentuknya sebagai berikut.
a.Meningakatkan keimanan pada anak jalanan yang ada di Semarang.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari anak jalanan yang ada di Semarang adalah tingkat keimananya rendah, namun setelah adanya pembinaan agama Islam terutama yang berhubungan dengan keimanan maka tingkat keimanan menjadi meningkat dan membaik.
b.Meningkatkan ketekunan dalam beribadah
Ukuran untuk keimaan seseorang adalah dapat dibuktikan melalui tingkat ibadahnya. Dan setelah tingkat keimanan pada anak jalanan yang ada di Semarang meningkat, maka dengn sendirinya tingkat ketekunan dalam beribadah pada anak jalanan pun menjadi meningkat.
c.Membentuk akhlak menjadi lebih baik pada anak jalanan yang ada di Semarang
Perwujudan dari nilai-nilai agama seseorang adalah teritung dari akhlaknya dan akhlak merupakan cermin sikap atau tingkah laku seseorang dalam hidup sehari-hari

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA